Angin Duduk Bisa Meninggal
Apa saja faktor risiko angin duduk?
Berikut adalah faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda terserang penyakit jantung koroner dan angin duduk.
Pengobatan Angin Duduk
Apakah angin duduk bisa sembuh? Jawabannya adalah angin duduk tidak bisa sembuh. Tetapi angin duduk bisa terobati jika gejalanya muncul sewaktu-waktu.
Adapun tujuan pengobatan angina adalah untuk mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan gejala serta menurunkan risiko serangan jantung dan kematian.
Berikut adalah pilihan untuk pengobatan angina meliputi:
Angina varian (angina duduk Prinzmetal)
Pada kondisi ini, terjadi penyempitan arteri jantung sementara akibat spasme atau kekakuan pembuluh darah. Jenis angina ini bahkan bisa menyerang orang yang sedang beristirahat sekalipun. Pasalnya, angin duduk varian ini dapat terjadi kapan saja.
Penyempitan sementara pada pembuluh darah menyebabkan pasokan oksigen dari aliran darah ke jantung menurun dan timbulah nyeri dada. Gejala pada angin duduk varian ini dapat kamu tangani dengan konsumsi obat-obatan.
Kebanyakan orang dengan angina menggambarkan nyeri dada atau tekanan. Sebagian besar pengidapnya juga menggambarkan sensasi diremas atau sesak dada.
Sementara itu, sebagian kecil lainnya mengatakan gejala angin duduk rasanya seperti gangguan pencernaan. Namun, sisa pengidap lainnya mengatakan sulit untuk menggambarkan gejala angina secara spesifik.
Ketika angin duduk terjadi, berikut adalah sejumlah gejala yang dapat pengidapnya rasakan, antara lain:
Selain gejala umum di atas, baca juga lebih lanjut mengenai Gejala Angin Duduk yang Harus Segera Diperiksa Dokter
Pengertian Angin Duduk
Angin duduk alias angina adalah penyakit yang terjadi karena ada gangguan pasokan oksigen dan aliran darah ke otot jantung. Gejala khas dari penyakit ini adalah nyeri dada yang bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.
Pasokan darah ke otot jantung bisa terganggu akibat adanya penyempitan atau penyumbatan yang terjadi pada pembuluh darah. Penyakit ini bisa terjadi secara mendadak dan bisa menyerang siapa saja.
Namun, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko angin duduk, mulai dari kadar kolesterol tinggi, mengidap penyakit diabetes, memiliki riwayat hipertensi, stres, kelebihan berat badan atau obesitas, serta aktif merokok. Riwayat penyakit jantung, serta jarang berolahraga juga bisa meningkatkan risiko angin duduk.
Supaya dapat bekerja dengan baik, jantung membutuhkan cukup darah yang kaya oksigen. Dua pembuluh besar yang bernama pembuluh koroner, mengalirkan darah untuk jantung.
Penyebab utama angin duduk adalah terjadinya penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh koroner tersebut. Jika kamu lihat dari pemicunya, ada tiga jenis penyakit angina, yaitu:
Umumnya, kondisi ini terpicu oleh aktivitas fisik, misalnya olahraga. Saat sedang berolahraga, organ jantung membutuhkan lebih banyak pasokan oksigen dari aliran darah.
Namun, kebutuhan tersebut tidak akan tercukupi jika terjadi penyumbatan atau penyempitan pada pembuluh koroner. Serangan angin duduk stabil juga dapat terjadi akibat hal lain, seperti merokok, stres, makan berlebihan, dan udara dingin.
Angina tidak stabil
Kondisi ini terjadi akibat timbunan lemak atau pembekuan darah yang mengurangi atau menghalangi aliran darah menuju jantung.
Meskipun pengidap sudah mengonsumsi obat dan beristirahat, tetapi nyeri dada akibat angin duduk tidak stabil akan tetap ada.
Jika tidak tertangani dengan baik, serangan angin duduk tidak stabil bisa berkembang menjadi serangan jantung.
Perubahan gaya hidup
Penyakit jantung sering menjadi penyebab angina. Membuat perubahan gaya hidup untuk menjaga kesehatan jantung merupakan bagian penting dari pengobatan angina.
Berikut ini beberapa upaya yang bisa dilakukan :
Pilihan tindakan medis untuk angina terbagi menjadi dua pilihan, yakni penggunaan obat dan prosedur operasi.
Jika perubahan gaya hidup seperti makan sehat dan berolahraga tidak meningkatkan kesehatan jantung dan meredakan nyeri angina, obat-obatan mungkin menjadi solusinya.
Obat untuk mengobati angina mungkin termasuk:
Kadang-kadang, opsi non-obat atau Enhanced External Counterpulsation (EECP) mungkin dokter rekomendasikan untuk meningkatkan aliran darah ke jantung.
Dengan EECP, dokter akan meletakan manset tipe tekanan darah pada sekitar betis, paha, dan panggul.
EECP membutuhkan beberapa sesi perawatan. EECP dapat membantu mengurangi gejala pada orang dengan angina yang sering dan tidak terkontrol (angina refraktori).
Ada sejumlah prosedur operasi yang mungkin direkomendasikan dokter untuk mengatasi angina, antara lain:
Bagaimana cara mencegah angin duduk?
Faktor risiko mengalami angin duduk dapat ditekan dengan cara mengubah gaya hidup, antara lain:
Halaman ini telah ditinjau oleh peninjau konten medis kami.
Penyakit jantung tidak mengenal usia. Belakangan, banyak generasi muda yang terkena penyakit jantung karena berbagai faktor. Kenali gejala dan cara pencegahannya di artikel ini.
Angin duduk merupakan istilah awam, di mana di dunia medis disebut juga dengan angina pectoris. Gejala khasnya adalah nyeri dada seperti tertekan atau dihimpit benda berat, yang dapat disertai penjalaran ke lengan kiri, leher, rahang dan punggung. Keluhan penyerta lain yang dapat dijumpai adalah sesak napas,pusing, mual, berkeringat, dan pingsan.
Angin duduk terjadi akibat adanya gangguan pasokan oksigen dan aliran darah ke dalam otot jantung. Kondisi ini bisa terjadi secara mendadak dan dapat menyerang siapa saja.
Pertolongan Pertama Angin Duduk
Ada beberapa cara yang perlu kamu lakukan segera bila mengalami gejala angin duduk. Pertolongan pertama yang bisa kamu lakukan untuk diri sendiri, antara lain:
Bila kamu mengalami nyeri dada saat beraktivitas, segera hentikan aktivitas tersebut dan beristirahatlah, seperti duduk atau berbaring.
Bila gejala tidak juga mereda setelah beristirahat, minumlah satu dosis obat untuk angin duduk. Kamu dianjurkan untuk duduk atau berbaring sebelum minum obat, karena obat tersebut bisa membuat pusing. Minumlah obat dengan dosis terkecil yang biasa kamu konsumsi. Misalnya, satu tablet penuh, setengah atau bahkan seperempat tablet. Berikut cara menggunakan obat angin duduk:
Tunggu 5 menit. Bila gejala angin duduk berlanjut, minum obat lagi, lalu tunggu lima menit lagi.
Beritahu keluarga atau orang terdekat mengenai kondisi kamu agar mereka bisa menolong.
Bila angin duduk tidak membaik setelah 10 menit menunggu atau malah semakin buruk, segera hubungi rumah sakit terdekat untuk meminta ambulans dan penanganan medis darurat.
Perubahan gaya hidup
Penyakit jantung sering menjadi penyebab angina. Membuat perubahan gaya hidup untuk menjaga kesehatan jantung merupakan bagian penting dari pengobatan angina.
Berikut ini beberapa upaya yang bisa dilakukan :
Pilihan tindakan medis untuk angina terbagi menjadi dua pilihan, yakni penggunaan obat dan prosedur operasi.
Jika perubahan gaya hidup seperti makan sehat dan berolahraga tidak meningkatkan kesehatan jantung dan meredakan nyeri angina, obat-obatan mungkin menjadi solusinya.
Obat untuk mengobati angina mungkin termasuk:
Kadang-kadang, opsi non-obat atau Enhanced External Counterpulsation (EECP) mungkin dokter rekomendasikan untuk meningkatkan aliran darah ke jantung.
Dengan EECP, dokter akan meletakan manset tipe tekanan darah pada sekitar betis, paha, dan panggul.
EECP membutuhkan beberapa sesi perawatan. EECP dapat membantu mengurangi gejala pada orang dengan angina yang sering dan tidak terkontrol (angina refraktori).
Ada sejumlah prosedur operasi yang mungkin direkomendasikan dokter untuk mengatasi angina, antara lain:
Heartology Cardiovascular Hospital
Many people still do not know the differences between "masuk angin," "angin duduk," and heart attacks. Although the symptoms are almost the same, "angin duduk" can be more dangerous than "masuk angin" and a heart attack.
So, what are the differences in the symptoms of these three health complaints? Actually, the three complaints are almost the same. All three can cause epigastric or chest pain that can radiate to the neck and back, cold sweats, dizziness, digestive disorders such as nausea or stomach pain, and even weakness.
So, what are the differences between these three health problems? Read more here!
**Masuk Angin (Common Cold)**
Many people ignore the symptoms of a heart attack because they are similar to those of "masuk angin." In fact, "masuk angin" is not actually a disease.
Perhaps there are countries that do not recognize the term "masuk angin" in the medical world. However, here, "masuk angin" is often used to describe feeling unwell, flatulence, belching, bloating, and body aches, among others. In short, this complaint is almost the same as acid reflux or gastroesophageal reflux disease (GERD).
Many believe it is caused by a lot of wind entering the body, especially during the rainy season. In fact, GERD is caused by the weakening of the lower esophageal sphincter (LES). When the LES weakens, stomach acid and stomach contents rise into the esophagus.
The causes of GERD vary, starting from obesity, old age, pregnancy, gastroparesis, or scleroderma. Common symptoms include nausea and vomiting, heartburn, shortness of breath, and frequent belching.
Although they both have the word "angin," "angin duduk" is much more dangerous than "masuk angin." However, some people consider "angin duduk" the same as "masuk angin." Worse still, many also underestimate this health condition.
In the medical world, "angin duduk" is called angina or angina pectoris. This condition is characterized by chest pain because the heart muscle does not get enough blood supply. This lack of blood supply is caused by the narrowing or hardening of the blood vessels. It is important to know that angina or angina pectoris can attack someone suddenly.
Symptoms of angina pectoris usually include chest pain. Angina sufferers will experience chest pain that radiates to the left arm, neck, jaw, and back. In addition, there are other symptoms such as:
- Shortness of breath.- Restlessness.- Easy fatigue.- Pain resembling GERD symptoms.- Dizziness and nausea.- Excessive sweating.
Coronary heart disease is an early symptom of a heart attack. However, do you want to know more about other causes?
They include high cholesterol, smoking habits, lack of exercise, hypertension, diabetes, obesity, and stress. In short, these factors will disrupt the blood supply to the heart muscle, causing a heart attack.
Each coronary artery supplies blood to a specific part of the heart. A blood blockage can damage that part. This blockage can interfere with the heart's ability to pump blood throughout the body. This condition can potentially cause death.
Remember, a heart attack is a medical emergency that must be treated immediately. People who experience a heart attack usually complain of the same symptoms as "masuk angin" or "angin duduk."
"Masuk angin," "angin duduk," and heart attacks are not the same. Although they have almost the same symptoms, these three conditions are different medical conditions, both in terms of causes and triggering factors.
Heartology Cardiovascular Hospital is here as a heart care center with an experienced team of sub-specialist doctors supported by complete and advanced medical equipment for diagnostic, interventional, cardiac and vascular surgery, and arrhythmia treatment. (RF)
- Dr. Dicky Armein Hanafy, Sp.JP(K)- Dr. Faris Basalamah, Sp.JP(K)- Dr. Suko Adiarto, Sp.JP(K), Ph.D- Dr. Dafsah Arifa Juzar, Sp.JP(K)- Dr. Denio A. Ridjab, Sp.JP(K)
If you have health problems related to the explanations above, consult a heart specialist immediately. Please register here.
Heartology Cardiovascular Hospital Jl. Birah III No.4 Kebayoran Baru South Jakarta, 12180
Reviewed by: Dr. Harmeni Wijaya, MD Marketing Director Heartology Cardiovascular Hospital
Angin duduk adalah nyeri dada yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke otot jantung. Kondisi ini sering kali disalahartikan dan diremehkan karena gejalanya mirip dengan masalah yang ringan. Padahal, angin duduk berkaitan erat dengan gangguan jantung yang perlu segera ditangani.
Angina pectoris atau angin duduk ditandai dengan nyeri dada yang seperti tertindih, terbakar, atau tertusuk. Keluhan ini lebih sering muncul saat penderitanya sedang beraktivitas, yaitu ketika jantung memompa darah lebih cepat.
Angin duduk dapat ditangani dengan pengobatan dari dokter dan dengan menjalani gaya hidup sehat. Jika ditangani dengan baik, penderita angin duduk dapat terhindar dari komplikasi yang serius.
Angin duduk terjadi ketika pembuluh darah jantung (koroner) mengalami penyempitan. Pembuluh darah jantung berfungsi untuk mengalirkan darah yang kaya oksigen ke otot jantung, agar jantung dapat memompa darah dengan baik.
Ketika pembuluh koroner menyempit, suplai oksigen ke otot jantung akan terganggu sehingga jantung tidak dapat memompa darah dengan maksimal. Kondisi ini disebut juga dengan penyakit jantung koroner.
Penyebab penyakit jantung koroner adalah pembentukan plak atau tumpukan lemak di pembuluh darah koroner (aterosklerosis). Pembuluh darah yang sudah menyempit tersebut dapat makin menyempit saat penderita beraktivitas.
Angin duduk juga dapat disebabkan oleh spasme pembuluh darah koroner, yang disebut angina varian atau angina Prinzmetal. Pada kondisi ini, aliran darah ke jantung terhambat karena pembuluh darah menyempit sesaat. Oleh karena itu, nyeri dada bisa muncul kapan saja, bahkan saat sedang beristirahat.