Jenis Sampah Limbah Rumah Tangga Dan Contohnya Adalah

Jenis Sampah Limbah Rumah Tangga Dan Contohnya Adalah

Dampak dari aspek estetika

Pada dasarnya semua limbah yang tidak diolah dapat menimbulkan masalah bau yang tidak sedap dan menghadirkan lingkungan yang tidak elok dipandang.

Terdapat berbagai cara yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah limbah cair rumah tangga, salah satunya dengan metode Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

IPAL adalah sarana untuk mengolah limbah cair seperti limbah dari toilet, dari air cuci dan kamar mandi. Metode ini dikenal oleh masyarakat luas dengan sebutan septic tank untuk limbah toilet.

Itulah pemahaman tentang limbah domestik adalah limbah yang berasal dari kegiatan rumah tangga, jenis, cara mengurangi limbah domestik, hingga dampaknya. Hal ini membuat kita paham akan pentingnya mengelola limbah rumah tangga demi terjaganya ekosistem, sehingga rumah Anda terhindar dari bencana alam.

Rumah tangga menyumbang 40,92% terhadap total sampah nasional sebanyak 30,91 juta ton pada 2021.

Sampah rumah tangga merupakan jenis sampah yang sangat dekat dengan kita. Dikutip dari sustaination.id, faktanya setiap orang bisa membuang 500 gram sampah setiap harinya. Tapi, apakah Sobat Pro Safety sudah tahu apakah sampah rumah tangga?

Sesuai PP No.81 Tahun 2012, sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga namun tidak termasuk tinja dan sampah spesifik. Sederhananya, Anda bisa memahaminya dengan berangkat dari realitas yang paling dekat dulu, yakni tempat sampah dapur rumah atau tong sampah di depan rumah Anda.

Adakah sisa makanan seperti, sisa sayur, kulit buah, sisa daging, atau plastik, botol bekas minuman di rumah Anda? Ya, itu semua merupakan sampah rumah tangga. Sampah rumah tangga ini salah satu jenis sampah yang membuat puyeng karena termasuk jenis sampah dengan tingkat produksi sangat tinggi dan sulit diberantas.

Jangan Dibuang Dulu! Olah Sampah Dapur Anda Menjadi Eco Enzyme Serbaguna

Indonesia menghasilkan 30,91 juta ton sampah pada 2021. Jumlah tersebut turun dari tahun sebelumnya yang sebesar 32,30 juta ton. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), 40,92% sampah di Indonesia berasal dari aktivitas rumah tangga.

Komposisi Sampah Berdasarkan Sumber Sampah

Sumber: sipsn.menlhk.go.id

Sumber sampah terbesar berikutnya berasal dari perniagaan, yakni 18,05%. Sebanyak 17,36 sampah berasal dari pasar. Lalu, 8,15% sampah berasal dari perkantoran. Ada 6,31% sampah yang berasal dari fasilitas publik. Sebanyak 5,77% sampah dari kawasan. Sementara, 3,44% sampah berasal dari sumber lain.

Sementara berdasarkan jenisnya, 39,9% sampah yang dihasilkan masyarakat berupa sisa makanan. Sampah Plastik berada di urutan berikutnya karena memiliki proporsi sebesar 17,7%. Sebanyak 12,9% sampah berupa kayu atau ranting. Sampah berupa kertas atau karton mencapai 12,08%. Lalu, 17,4 sampah berupa jenis lainnya.

Komposisi Sampah Berdasarkan Jenis Sampah

Sumber: sipsn.menlhk.go.id

Adapun, 64,52% sampah berhasil dikelola sepanjang tahun lalu. Sisanya sebanyak 35,48% sampah masih tersisa karena belum dikelola.

Mengolah Sampah Dapur Jadi Pupuk Organik Cair, Begini Caranya!

Jenis-jenis Sampah Rumah Tangga

Secara garis besar, sampah rumah tangga dibagi menjadi tiga jenis, yakni sampah organik, anorganik, serta bahan berbahaya dan beracun (B3).

Sampah organik adalah jenis sampah yang dihasilkan dari sisa-sisa makhluk hidup, seperti tumbuhan dan hewan, serta berbagai produk olahannya. Sampah organik ini memiliki sifat mudah terurai secara alami (degradable) dan mudah membusuk.

Dapat diolah menjadi pupuk kompos, tambahan pekan ternak, serta dapat diubah menjadi biogas dan listrik. Contohnya sayur, sisa daging, potongan ikan, buah-buahan yang busuk, daun, ranting kering, kotoran hewan, dll.

Sampah anorganik adalah jenis sampah yang berasal dari pabrikan, hasil campur tangan manusia. Sampah anorganik ini memiliki sifat tidak mudah terurai tanpa bantuan manusia dan tidak mudah membusuk.

Dapat dipergunakan kembali atau daur ulang sesuai dengan bahan dasarnya sehingga memiliki nilai ekonomis. Contohnya botol bekas, plastik, kaleng minuman, kaca, kaleng, dan sebagainya.

c. Sampah berbahaya dan beracun (B3)

Sampah B3 rumah tangga adalah sampah yang mengandung bahan atau kemasan berbahaya dan beracun yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga atau sehari-hari. Contohnya baterai bekas, neon atau bohlam bekas, kaleng aerosol kosong bekas obat nyamuk, pewangi ruangan, dan lainnya, wadah bekas kosmetik, skincare dan cairan pembersih, obat kedaluwarsa, dan lainnya.

Keberadaan sampah organik, anorganik, dan B3 saat ini semakin meningkat. Hal itu dipicu oleh semakin meningkatnya jumlah penduduk dan daya konsumsi masyarakat. Sadar atau tidak, gaya hidup konsumtif telah menghasilkan tumpukan sampah misalnya kebiasaan belanja daring, memesan makanan melalui ojek daring, serta penggunaan tas keresek atau kemasan plastik sudah menjadi keseharian kita.

Dampaknya tak hanya menumpuk, juga mencemari lingkungan (tanah, air, dan udara) yang dapat berakibat merugikan generasi selanjutnya. Dimulai diri sendiri, Anda bisa berkontribusi besar dalam menekan jumlah sampah dengan melakukan pemilahan sampah di rumah berdasarkan jenisnya dan melakukan pengelolaan sampah rumah tangga yang benar.

Ilustrasi. Limbah rumah tangga dapat mencemari tanah, merusak ekosistem air, dan membawah wabah penyakit. Kenali cirinya. (PEXELS/Karoline Grabowska).

Denpasar. Limbah merupakan sisa-sisa atau sampah dari suatu kegiatan yang jika dibiarkan akan berdampak buruk bagi lingkungan. Sementara limbah rumah tangga merupakan limbah atau sisa-sisa kegiatan yang dihasilkan dari satu atau beberapa rumah tangga.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012, sampah rumah tangga merupakan sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga.

Limbah rumah tangga dalam bentuk cair maupun padat tentu dapat mencemari tanah, merusak ekosistem air, berpengaruh merusak sumber air minum masyarakat, termasuk membawa wabah penyakit dan menimbulkan bau yang tidak sebab.

Limbah rumah tangga biasanya memiliki kadar limbah lebih tinggi dari pada limbah industri. Dikutip dari Jurnal berjudul  ‘Analisis Dampak Limbah/Sampah Rumah Tangga Terhadap Pencemaran Lingkungan Hidup’, limbah rumah tangga dibagi menjadi dua jenis berikut di antaranya:

Limbah organik adalah limbah yang berasal dari mahkluk hidup, maka memiliki unsur karbon mudah terurai, seperti dedaunan kering, sisa-sisa sayuran, kardus dan lainnya. Namun, ada pula limbah yang memiliki daya racun yang tinggi, Misalnya, sisa obat dan air aki.

Limbah anorganik adalah limbah yang tidak mengandung unsur karbon dan sulit terurai, misalnya besi dari mobil dan kaleng bekas dari peralatan rumah tangga.

Dilansir dari dislhk.badungkab.go.id, banyak sekali cara untuk mencegah dan meminimalisir  dampak negatif yang dihasilkan oleh limbah rumah tangga, yaitu tidak membuang membuang air cucian piring sembarangan.

Kemudian, tidak membuang sisa minyak goreng saluran pembuangan air. Lalu, buat saluran penyaring air dan perhatikan aliran air ke saluran buangan, dan mendaur ulang samph yang masih bisa dimanfaatkan seperti botol menjadi pot bunga.

Selanjutnya, memisahkan sampah yang dapat dijual seperti plastik dan kardus, serta menggunakan deterjen yang ramah lingkungan.

Yuk, sama-sama kita jaga bumi ini dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, teratur, memperhatikan lingkungan dan menggunakan barang-barang yang ramah lingkungan.

%PDF-1.4 %Çì�¢ 5 0 obj <> stream xœ­<Ù’Grïóx²œv×]µO¦B\-Wâˆ+ŽlGhŽžAs@q@ƒµô/ùÉè̬+hŒHyÉè®ÎÊÊûjü²z±ðoúÿöÃÅ¿üàwû‹aqwñË… ›‹ôßí‡ÅW×°À/ÂâúíE|D,„P½–\oäâúÃÅOÝ_–—¦>ß–—ºAZßmÆ{¼1Îv‹%<6Þv¢~ЮÛ.U\С{ …ÂkÓ}XZx^[Õ��ï–—.CèÞ./>æM·ÐËKŸ½ Ýß:¼4�Œ‹ƒ�«Ë?ÐX«µµ� qYÎt¿^.…ë­Ôé®*wi�ÂÉîÙÒÀYU·�uã!îæᲨõÒõÊXç`Ûÿ¼þQÏ÷ƒF†žóðñ»‹ë?üÔ½\â‰¯î œˆäù§«x\ Tú#.”zxü8�Øá}1DÒúzÑ#"^œ�[ÖÀáòJSW ¼¨ƒÓÝ,}o´2!/`#—¡·‹ëðùÕøp¿ÔpM(Ù½["C­Ý¸yW%P-”cƒås+`7œ„€tÿ»¼þ¹!‹é…lºýS<£¼2Ýë¥Ð$ ÝDtfP݇q)�HÀ° ÈÈŠwÂv#\öð>>Ž b»ïˆÀ z‡÷€Ö݇B_Ã5àán�«ñ(põ‡H!�¦Ã⪔ʞY{=¢èÂu›»»¯[­Ã#�‰ÿsL‡ô 2Ý^ÄÛB‚¦¥— 8á—BöVÖe¨Šv�(RpáŸ/@�ˆcnð âDO�oo=芗®�Mï=DÚZH½¸<Ý^JB�ãw);! Õõ΋닿âfñ+˜ŒŸÁ²|s!@‹à‚³ÖõnñáÂZ�¾ß_¼9k{„]ÀFÁ6È™^‚ž( Ð믞_�añ($ÂtÏŸ_?_‚ÜÂÑ”F]Ò=¨'Òà»—°ª{õÕó?/~¨+~|ßããBù¦ [wõÍ7ôM)Ø¥3ôÒÉ!+ø¥¤Ö@ þ·îÍóW¯ŸGhäáÏ‹çWßãWÐ/º¾Iн•ÝÕËoÿ¶DÑõÑ]¼y‘Dz�ÝWÏ¿y3Æ�¹€CÖ °¯^\ÅʆîúÇo—— ÁÆxß-^¾z�¥á™ï^¼ª[½¸ºŽàzóí¢ê�>ÅøÞ t�R‘äçk.á�Ýsöùöùå”Æ[k4Àzý‚öôlÄÕ×/¿~I”ðÆ©îÛçW`ÅÕ7ßFŒ$Ô¯âqãÒ«ÅŸ_~]ù#œ 4S ×˜“ãKë{kAFQG|#�QˆòBaeoU\¦QsðŒWh)­u÷=ÙÅ ¼ìþ­\|¹x½‚–h�/ÿP>}‡Î†|ÐK8¡Cëä�c¨�ÁÉyŒ…éê.¢¢Á>GT>�©ñ 'cò¤ ü¨+ÿŒ›e@A2*~ÿ¯Íö#Ú,�{¯üë©o´ê>-q7²:®·Ûþ69Sá»íÂ(ê*Xß>,,8ȵmP`j4˜+ëýâaºxû‡óÚÉΓµSy¸â œï•FíÌC5�ÖøžöõÃöŽÎ3 º•Èã‡húÑç½y<¬Þ¡Ø`žàûëiSÎ…72¿Vå*‘á}=ü&ñÏ; * Û¦¸0\¤@Ńk<~º0ϳÃ:ôw­Gkͪk#ŠOûÓøž˜ä!z9ÜWœÑß WÇ}Eq:€!Šª„ÌœÞÆoØ©+¢Ï¯F¼ñ¬‰�Í`gN ŠÚ%(³ „„‹Z"Ùˆßâ%9MŒ5 aA^ß0ñ<$û'ðV”bB €GwE*'FÜq}—d ¸ÍÅó²IøXP�#º·½pÅMž£º/Dÿ±0šìc!ØÄlÿ®¨ð#a²§(t ¢0BlVDaaá‘qŸ÷<òõñyˆ$F„™LNõ6š'ðêœyºÑÍ[•í/’6@ºÙ?ƨ͂d<€D�V­Z"A6^½Sˆ9à:m&dÁ f2,Y Û¯H�¯C#Ì.srÒ¼!º›JÙ%y ÀUš@Ê’Ÿé+m@a&ø»Ã&�O©IaDà[Tñ›î�4v=ýxD˜ÓçG lx3Uý)XD¤f·" u¿ÓÚªQÓ&É6„‰E…�–\½ÌUÕ´”|Hwô™¥;°rèÄ×�•;Õ}½‚r9ʻ̒@—bÆŸ˜Iú‰‡®&ä�¯fÞ�Ãvë´+D>Ýê°Ã3{bF"´ [踷0ˆ»tž¨€A 6º3Á8ìƼÈõ.ŒÀyË4,Ë·ÕåbDv dë!+ûnÆ5Û„ï×ô‘åÀÙ°sÜq‡@g´0û,�öce?“¶1BܦLט’Ø÷®ŠQå*F†zOñ�ż#%g³²˜J‚¹E¹Ðhû!U~Â"!ݤ¸`Æ0Á96gDàdØ$pÌ"$¡‡Ý‘$Çãj¬aÇ}µ,köôî¡ú¾mÙ`?Õ«{\m(ßl®³héÀ nÀca´”H>elò’ScƒŽs|_Tí@<ÁP»QÅ‚ˆe—§]~H'§Õá~Ný«4—Ç"¯‘Ç$‘Üe­++�‡ _�øX+øRU×èÇO¬pY_ŸÄµR‘K¨¹9æßã>xª Ù@³Ï©Èh,Ó„óvDýØæxÏ¡P˜ôs¥ïá±nYiÝgÐBw¯&rã6´AVåÇ]’”H¡Ø|ª—‹zF³5´FÛûjJ³ñ1¡#¡†€AÐQ!åé�§¦,ÈdÊ”ÈPÕëɺB�Ì%÷8‰8¼'.Ðãdn7…ÄœÜㆩí&a„,?Ëeñ‹nÔó©é•µÌºöi{ ‹Ÿ–lBeDŒ\âM»;˜F=·…U÷L±Æ%¥óÉQd lÓÂÆiôExg­n rá¨\ú8‹«Û"»0зs|Å|×XT,Z‚¸'(ŽÀ™2"ÄX(¾JBÚ츩œ”Wª;f&4pBér â1xÌ!oWS\hlžFvÂÜÆ+'¹q™ImdàÏŸgüýŒr7qQ�ñ|GNXë©p=£ÎçmÔ ˆ:ó¹,i.Deð-ü¶�žs¸ñaßhYL�ò‘#D”rÈ��5ql@¬Æ]UwÆÂrŠÆò…Q*%³ä,ÞÏ£ºkD·KÒ„Q-Ûg3Ý•Ëg’Ô·Å”°çX’ËÍǸªÐvG�1W`æ;Rèn1]]3oúØЖŽ%‰Á?§œö;Töalh0¼³þ„îx¼W‘sŒñG øÁȆwwLÙŒ|,áθÉÚ19=Jûºo©JöI4!äË—™ö¸˜’bû¹A–6ê&@«›± €û`4U.�î•4hðküôa‰Ý&-JÜfÕ¼"�›g5€ZXúŒwv…‚M% ù×q�ëöTPSR¶AÓ;Æ00v‹{–«x.ŠaONŽäÍXHU—¬„åp"¶;ˆl0˱KÍŠE7”�æsð˜–PC-�syQr±¾®Æ{jš$Ñzq_Ê3çìä‚Q®M¥f¬æo$UYqÎWIÕà «Sú¨ ;Ýh×q–×Ô$LaD÷”ï�«1ñòeç+ºÀÃ7hÓ\”Æxþ¶@BxåÕ/0"YáôXï¢o*VûS1nDªÑAž=VkÚ2Äy˜…ÛòÝù+š„5í7H4ð›�m•Að´ IÂäkÚ°‡ójœÎò¼ O ú§Î2.ÏÛ˜Þ*;ËÙˆ‚8ÇÞΙ÷üܪ­Nõº¬Ú£f!ÊεÂÀÖDÅ�*«¢Â¹%EŸïG˜“‰Uë°+Þ»Äe¸®jO5Î( ¹d…áð.Vá$(.;pjåCÃñš~’¬f² G,QR{×ód¨ÉeV9•6(°ì›Ž!WI¶ä}‹B•¯Ø�ÁT¿|Ã3z+™ÙèïÚNÍ,Ð ¸&}p¢e,D0%v`æy“óLô?ÏÅòcî§û°µòȘ{_øÆ.òœm¦EÀN‘cP,xÝÔB¯•då^³ç³¥`Ž¡ò­)îõßAB¤²íEçòzª¶·TÑpJ��Û>ËXd;ùåÆ¢<¹¢6Ç „ÌN¾p´õ¹mPC…u.Ñ`ZíË!Å

Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!

Dampak dari aspek kesehatan

Air limbah yang berasal toilet mengandung bakteri E. Coli yang dapat menyebabkan penyakit perut seperti typhus, diare, dan kolera.

Bila tidak diolah secara memadai, limbah toilet bisa merembes ke dalam sumur apalagi bila jarak antara sumur dan septic tank tidak terlaku jauh, seperti yang banyak ditemukan di permukiman padat.

Dan jika air sumur yang sudah tercemar tersebut dimasak, bakteri akan mati. Tetapi bakteri tetap dapat menyebar melalui proses lain, seperti cuci piring, mandi, gosok gigi, dan kegiatan penggunaan air sumur lainnya tanpa melalui proses memasak.

Selain itu, juga ada dampak dari pembuangan limbah padat ke alam bebas. limbah padat biasanya semakin terasa saat limbah tersebut membusuk. Tidak sedikit dari limbah tersebut yang menimbulkan gas beracun seperti asam sulfat, metan dan amonia. Jika dibuang langsung ke perairan, limbah jenis ini juga bisa mencemari air dan lingkungan di sekitarnya.

Gangguan kesehatan akibat limbah padat ini sama sekali tidak bisa diremehkan. Mulai dari gatal-gatal, diare hingga penyakit serius seperti gangguan ginjal dan hati.

This study aims to look at the form of the implementation of environmental education in the form of utilization of household waste (inorganic). nvironmental education is a process arbitrarily person to conduct environmental stewardship for sustainable survival. The increasing volume of waste requiring serious treatment of the waste management. Waste management does not use methods and techniques that are environmentally friendly waste management than would be a negative impact on health will also be very disruptive both residential environmental preservation, forest, rice fields, rivers and oceans. One of the forms of waste is household waste in the form of garbage anorgnik. This litter is very dangerous for health and the environment because it is made from inorganic sources of non-renewable natural and contains no chemicals, but its existence is only glimpsed one eye. Utilization of inorganic waste is one that can be done by the whole society to preserve the environment. This research is a descriptive study and a review of the literature. This study hopes to sustainable environmental education is expected to contribute knowledge to all levels of society on the importance of inorganic waste.

utilization of household waste, inorganic waste, implementation, environmental education

Azwar Azrul. 1986. Pengantar Ilmu kesehatan Lingkungan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.

Ismoyo IH. 1994. Kamus Istilah Lingkungan. Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara.

Miles. Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Diterjemahkan oleh tjetjep rohendi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Moleong. L. J. 2004. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nitikesari, Putu Ening. 2005. Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Penanganan Sampah Secara Mandiri di Kota Denpasar. Tesis Magister Program Pascasarjana Universitas Udayana, Denpasar.

Sutopo, Heribetus. 1988. Pengantar Penelitian Kualitatif Dasar Teorotis dan Praktis. Surakarta: Pusat Penelitian UNS.

Sutoyo, Bagong. 2013. Fenomena gerakan mengolah sampah. Jakarta: Pusat Komunikasi publik kementrian pekerjaan umum.

Tim Penulis PS. 2008. Penanganan pengolahan sampah. Jakarta: Penebar Swadaya.

Undang-Undang No.23 Tahun.1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

https://www.google.co.id/search?q=definisi+limbah&hl=id#hl=id&q=definisi+sampah&s

tart=10. 6 Agustus 2013.

Tanjungpinang - Sampah rumah tangga merupakan jenis sampah yang sangat dekat dengan kita. Dikutip dari sustaination.id, faktanya setiap orang bisa membuang 500 gram sampah setiap harinya. Tapi, apakah Sobat Pro Safety sudah tahu apakah sampah rumah tangga?

Sesuai PP No.81 Tahun 2012, sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga namun tidak termasuk tinja dan sampah spesifik. Sederhananya, Anda bisa memahaminya dengan berangkat dari realitas yang paling dekat dulu, yakni tempat sampah dapur rumah atau tong sampah di depan rumah Anda.

Adakah sisa makanan seperti, sisa sayur, kulit buah, sisa daging, atau plastik, botol bekas minuman di rumah Anda? Ya, itu semua merupakan sampah rumah tangga. Sampah rumah tangga ini salah satu jenis sampah yang membuat puyeng karena termasuk jenis sampah dengan tingkat produksi sangat tinggi dan sulit diberantas.

Mayoritas Sampah Nasional dari Aktivitas Rumah Tangga

Indonesia menghasilkan 30,91 juta ton sampah pada 2021. Jumlah tersebut turun dari tahun sebelumnya yang sebesar 32,30 juta ton. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), 40,92% sampah di Indonesia berasal dari aktivitas rumah tangga.

Sumber sampah terbesar berikutnya berasal dari perniagaan, yakni 18,05%. Sebanyak 17,36 sampah berasal dari pasar. Lalu, 8,15% sampah berasal dari perkantoran. Ada 6,31% sampah yang berasal dari fasilitas publik. Sebanyak 5,77% sampah dari kawasan. Sementara, 3,44% sampah berasal dari sumber lain.

Sementara berdasarkan jenisnya, 39,9% sampah yang dihasilkan masyarakat berupa sisa makanan. Sampah Plastik berada di urutan berikutnya karena memiliki proporsi sebesar 17,7%. Sebanyak 12,9% sampah berupa kayu atau ranting. Sampah berupa kertas atau karton mencapai 12,08%. Lalu, 17,4 sampah berupa jenis lainnya.

Adapun, 64,52% sampah berhasil dikelola sepanjang tahun lalu. Sisanya sebanyak 35,48% sampah masih tersisa karena belum dikelola.

Jenis-jenis Sampah Rumah Tangga

Secara garis besar, sampah rumah tangga dibagi menjadi tiga jenis, yakni sampah organik, anorganik, serta bahan berbahaya dan beracun (B3).

Sampah organik adalah jenis sampah yang dihasilkan dari sisa-sisa makhluk hidup, seperti tumbuhan dan hewan, serta berbagai produk olahannya. Sampah organik ini memiliki sifat mudah terurai secara alami (degradable) dan mudah membusuk.

Dapat diolah menjadi pupuk kompos, tambahan pekan ternak, serta dapat diubah menjadi biogas dan listrik. Contohnya sayur, sisa daging, potongan ikan, buah-buahan yang busuk, daun, ranting kering, kotoran hewan, dll.

Sampah anorganik adalah jenis sampah yang berasal dari pabrikan, hasil campur tangan manusia. Sampah anorganik ini memiliki sifat tidak mudah terurai tanpa bantuan manusia dan tidak mudah membusuk.

Dapat dipergunakan kembali atau daur ulang sesuai dengan bahan dasarnya sehingga memiliki nilai ekonomis. Contohnya botol bekas, plastik, kaleng minuman, kaca, kaleng, dan sebagainya.

c. Sampah berbahaya dan beracun (B3)

Sampah B3 rumah tangga adalah sampah yang mengandung bahan atau kemasan berbahaya dan beracun yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga atau sehari-hari. Contohnya baterai bekas, neon atau bohlam bekas, kaleng aerosol kosong bekas obat nyamuk, pewangi ruangan, dan lainnya, wadah bekas kosmetik, skincare dan cairan pembersih, obat kedaluwarsa, dan lainnya.

Keberadaan sampah organik, anorganik, dan B3 saat ini semakin meningkat. Hal itu dipicu oleh semakin meningkatnya jumlah penduduk dan daya konsumsi masyarakat. Sadar atau tidak, gaya hidup konsumtif telah menghasilkan tumpukan sampah misalnya kebiasaan belanja daring, memesan makanan melalui ojek daring, serta penggunaan tas keresek atau kemasan plastik sudah menjadi keseharian kita.

Dampaknya tak hanya menumpuk, juga mencemari lingkungan (tanah, air, dan udara) yang dapat berakibat merugikan generasi selanjutnya. Dimulai diri sendiri, Anda bisa berkontribusi besar dalam menekan jumlah sampah dengan melakukan pemilahan sampah di rumah berdasarkan jenisnya dan melakukan pengelolaan sampah rumah tangga yang benar.

Sumber : Safety Sign Indonesia

Limbah domestik adalah limbah rumah tangga yang memiliki dampak buruk bagi lingkungan. Banyak orang tidak menyadari besarnya pengaruh limbah rumah tangga terhadap kehidupan masyarakat dan kelestarian lingkungan.

Menyalurkan limbah rumah tangga ke alam bebas tanpa melalui proses pengolahan, akan membawa dampak buruk yang berkepanjangan bagi keberlangsungan hidup ekosistem. Berbagai dampak yang dihasilkan dari proses pembuangan limbah cair maupun padat ke alam bebas, antara lain:

Dampak dari aspek lingkungan

Hal ini bisa berdampak pada jenis limbah tertentu, seperti limbah cuci mengandung bahan kimia deterjen yang dapat mempengaruhi tingkat keasaman/pH tanah.

Limbah dengan kandungan bahan kimia yang dibuang ke sungai dapat mematikan tumbuhan dan hewan tertentu yang hidup di sungai. Keadaan ini dapat merusak ekologi sungai secara keseluruhan dalam waktu yang berkelanjutan. Air mengandung kadar oksigen, dan bisa berkurang saat ada komponen lain masuk ke dalamnya. Jika kadar oksigen di dalam air berkurang, maka kualitas air pun bisa dikatakan buruk.